Kamis, 30 Mei 2013

0 Cara Baru Awetkan Mayat Manusia Dengan Plastinasi

Sebuah metode baru pembelajaran anatomi tubuh manusia diterapkan di sekolah kedokteran di Nanyang Technological University (NTU) di Singapura. Mahasiswa calon dokter di sana mempelajari anatomi menggunakan mayat manusia yang diawetkan dengan plastik.




Mayat itu, yang disumbangkan untuk ilmu pengetahuan, sebelumnya telah mengalami plastinasi, sebuah proses untuk menggantikan lemak dan air dalam tubuh mayat dengan polimer plastik dan bahan lainnya. Plastinasi bisa mempertahankan sifat struktural jaringan dan mencegah pembusukan.

Mahasiswa kedokteran di NTU akan menggunakan mayat hasil plastinasi di kelas pertama pada Agustus mendatang. Kampus bergengsi di Singapura itu telah memesan dua set tubuh yang lengkap dari Jerman, serta sejumlah bagian tubuh, seperti hati, paru-paru, otak, tungkai, dan telapak kaki.

Spesimen mayat hasil plastinasi memiliki sejumlah keunggulan. Selain kualitas mayat yang masih terjaga baik, detail yang rumit dari otot, arteri, vena, dan saraf tetap dapat dipertahankan. Struktur ini mulai membusuk pada mayat yang diawetkan secara tradisional.

"Tidak hanya rinci, spesimen juga tahan lama, dapat berulang kali digunakan oleh mahasiswa tanpa mudah rusak, serta gampang disimpan," kata profesor anatomi di sekolah kedokteran NTU, Dinesh Kumar Srinivasan, Rabu, 29 Mei 2013.

Penggunaan mayat plastinasi di sekolah medis diprediksi menjadi lebih umum. Apalagi mengingat minimnya kekurangan donor tubuh di Singapura. Selain NTU, Warwick University di Inggris dan beberapa sekolah medis lainnya sudah lebih dulu menggunakan spesimen hasil plastinasi.

Plastinasi pertama kali dikembangkan oleh Gunther von Hagens pada 1977. Ahli anatomi Jerman yang tenar dengan julukan Doctor Death ini mempopulerkan hasil karyanya lewat pameran keliling yang kontroversial bernama "Body Worlds".


 SUMBER

Baca Artikel Lainnya:

 

RATUSAN-CARA Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates